Re: [TL_UII] Renungan akhir tahun feat: Soekarno, Hatta, dan Kyai hasyim
setelah baca email dari zaky....hmmmmmm alhamdulillah sedikit banyak konsep pemikiran yang dengan kata2 lain sama dengan apa yang ingin kurealisasikan.......alhamdulillah sekarang aku tau kalo pulang k Yk siapa yang aku cari tuk bertukar pikiran tuk wujudin impianku tuk berbagi ma orang lain terutama tuk orang2 yang belum mendapatkan kesempatan lebih seperti kita dari segi materi n ilmu. tapi aku pun yakin mereka mempunyai hal lain yang bisa kita pelajari tuk hidup kita agar lebih menyeimbangkan :)
.tuk mas niko :) ntar kita sharing lebih lanjut yach.....aku belum bisa terlalu banyak ngomong karena statusku yang masih terpenjara dengan ke egoan dosen pembimbing ku hiks hiks...........tapi makasih dah buat gebrakan dasyat tuk TL UII di pertimbangkan menjadi generasi yang bisa bersaing :) kalo ada waktu k BDG lagi yach biar bisa ngobrol banyak :)
From: zaky akhmad <dzaky_a@...>
To: TL_UII@yahoogroups.com
Sent: Sunday, December 31, 2006 4:28:41 PM
Subject: [TL_UII] Renungan akhir tahun feat: Soekarno, Hatta, dan Kyai hasyim
Kemarin sore saya sowan ke tiga tokoh nasional yang Semoga Tuhan Mengasihi ke tiganya, atas kesalehan yang mereka amalkan. Saya bertemu ketiganya di hotel Soekarno Foundings Father of Indonesia 1901-1945 yang di bangun Bob Hearing tahun 2003, ditemani lagu OST nya berbagi suami VS kroncong pasar barunya Chrisye ketiganya dengan ramah berbicara kepada saya.
Secangkir teh hangat..mengiringi saya masuk kedalam pembicaraan yang santai (walaupun hati kecil saya ciut karena saya bukan apa2 dibanding mereka, atas kontribusi yang mereka berikan pada pada bangsa ini). Tema pembicaraan yang diangkat kemarin adalah masa muda, mungkin ketiganya tahu kalo saya yang mereka ajak bicara masih tergolong anak muda dan masih mencari format kedewasaan. (untuk masalah yang satu ini, baca:dewasa, saya kesulitan untuk tahu parameter dewasa itu, mungkin selain Pa' Eko Siswoyo yang kemarin nyumbang tulisan, ada lagi penulis lain yang bisa bantu saya heheheeh yang ahli dalm masalah DEWASA), dari ketiganya saya cuma dapetin kesimpulan kalimat beyond himself, melampaui dirinya sendiri di masa mudanya, (pie mas nikko bner ga' artinya? Wkwkakakka)
Pak Karno cerita waktu dia muda dan baru lulus dari THS Bandung (ITB sekarang) ga' seperti temannya-, teman saya sekarang, yang dengan segera ketika lulus mengirimkan puluhan berkas lamaran, atau nongkrong di internet berjam2 bwt ngirim aplikasi mulai dari perusahaan-perusaha an besar sampai PNS.
Pak Karno muda yang tampan dan cerdas sama sekali ga' tergiur masuk untuk menjadi ambtenaar yang mengabdi pada Kolonial Belanda. Ia malah mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI), berjuang memerdekakan negerinya dari belenggu kolonialisme.
Pak Karno juga bilang waktu itu teman-teman seangkatanya juga ga' jauh beda dengan anak gaul jaman sekarang, cuma kalo dulu bermimpi pakai baju safari sekarang baju safari juga, tapi buatan Dolce e Gabbana, Giorgio Armani, atau minimal OUVAL Research-bandunglah (wkakakaka pie kang meidy ???, menjadi pegawai negeri, ambtenaar, yang mengharapkan pensiun dan status sosial di masyarakat.
Perguruan tinggi favorit pada masa itu bukanlah THS di Bandung, ataupun STOVIA (sekolah kedokteran) di Jakarta, melainkan OSVIA (sekolah pamong praja, kini STPDN atau IPDN). Para orang tua mereka yang umumnya priyayi feodal sangat mengharapkan anak-anak mereka dapat meneruskan karier ambtenaar di pemerintahan kolonial. Para priyayi takut anak-anaknya tidak akan dapat hidup layak bila tidak menjadi ambtenaar. Tidak ada ide-ide kemerdekaan di benak mereka, yang ada hanyalah slogan muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga (jadi inget warkop DKI hehe...) Basic Instinc dari spesies Homo Sapiens (Baca: Manusia!) memanglah hidup layak, punya rumah pribadi, mobil pribadi de el el lah.
Pak Hatta juga mengalami hal yang serupa, beberapa kali masuk bui (yang semua orang pada umumnya pasti ga' mau seperti ini) demi tidak menginginkan bangsanya ada dalam belenggu penindasan, kebodohan maupun ekonomi.Soekarno muda, Hatta muda keluar masuk penjara. Dibuang dan diasingkan oleh Belanda. Namun demikian, Belanda tidak dapat “memenjarakan” ide-ide kemerdekaan Soekarno dan Hatta. Bagaikan bola salju, jutaan anak muda Indonesia bersatu di bawah kepemimpinan Soekarno dan Hatta di tahun 1945 yang saat itu berusia 40-an tahun. Belanda tumbang. Di awal kemerdekaannya, Republik Indonesia adalah republiknya anak-anak muda yang tidak segan-segan melakukan revolusi sosial untuk mengikis habis sisa-sisa ambtenaar Belanda. Di “Tiga Daerah”, Brebes, Tegal dan Pemalang. Laskar-laskar, badan perjuangan dan tokoh-tokoh muda menggulingkan para priyayi tua yang tidak mau berpihak pada Republik.
Kemudian Hadratussyaikh Kyai Hasyim Asy'ari, dengan wajah tenangnya beliau yang diwaktu muda terpanggil untuk berbuat mengenalkan Tuhan kepada masyarakat di sekitarnya, dengan menebas hutan, mendirikan pesantren dan membina ummat di sekitarnya, terus mewejangi saya mengutip terus kalimat RasululLah Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain (HR. Bukhari). Mengantarkan saya pada kesimpulan konsep kesalehan sosial dari ketiga tokoh ini.
Saya cuma berpikir mungkin ini yang bisa buat tiga tokoh ini begitu besar dilihat dari karya yang dihasilkan untuk manusia Ketiga tokoh ini berbicara kepada saya mungkin karena saya salah satu figur anak muda yang sama pada umumnya dengan anak muda lainnya, cinta kemewahan, kemapanan, pujian, egois, sedikit kerja, ga' kreatif,tapi mau hasil yang banyak, ga' peduli orang lain susah (indonesia bgt lah....!)
Kembali ke renungan akhir tahun..., yang namanya renungan atau evaluasi, saya sikapi sehabis sowan dengan ke tiga tokoh tersebut.., saya larikan kepada INTERN diri saya pribadi.., saya belum punya cukup kapabilitas untuk Mengevaluasi orang lain.., mungkin kalo saya sudah selevelan dengan Gunawan Muhammad, atau Cak Nun yang memang sudah terbukti istiqamahnya secara sikap, atau paling dekat se levelan dengan Pak Eko Siswoyo salah satu dosen yang saya kagumi yang begitu dewasa mengangkat konsep Long Life Learning, dan dengan sangat-sangat PROFESIONAL melakukan PENYEKATAN pada konsep Long Life Learning, sudah barang tentu saya akan mengevaluasi anda-anda semua...(hehehe)
Bicara learning saya jd ingat Nabi Socrates (400 SM) menekankan tujuan pendidikan pada prinsip-prinsip universal dalam pengajarannya melalui kebenaran, keindahan, dan kebaikan secara umum. Menurut saya ini lah muara dari proses belajar, semuanya bersifat Non Materil, abstrak, (atau istilah kawan-kawan saya Tj's alias Tak jelas angel nek gole'i heheheh), Sulit memang melihat ini, karena sayapun masih melihat dalam dataran materil sebagaimana orang-orang muda sezaman dengan saya, yang menganggap parameter kesuksesan seseorang dalam jenjang pendidikan adalah bagaimana dia bisa cepat dapat bekerja di perusahaan besar dengan gaji menggiurkan, dan tiap malam bisa ke klub-klub malam yang mengukuh kan eksistensi sebagai eksekutif muda.(Padahal kalo mo serius mikir toh mereka di kantor diperintah-perintah juga, apa bedanya dengan sayuti di OB...hehehe) .
Mudah-mudahan taun depan nawaitu saya bisa belajar melihat sesuatu yang sifatnya non materil, sebagaimana Soekarno, Hatta dan Kyai Hasyim, yang bisa bicara lewat karya, pengabdian dan kesalehan terhadap bangsa, dan rakyat negri ini.
Atau sederhananya seperti moril yang Pak Andik ajarkan di mata kuliah sanitasi negara berkembang, konsep ahli TL di daerah-daerah konflik, daerah yang sesuatu dianggap biasa oleh kita menjadi mewah bagi mereka (MCK gitu loh maksudnya..) , mendampingi teman-teman yang mendapatkan rizky dalam bentuk lain seperti di bantul, tamiang, atau mandailing natal.
Realita negri ini begitu banyak membutuhkan ahli2 TL yang low profil yang mau mengamalkan kemampuan akademiknya buat kebaikan masyarakat banyak, yang pekerjaannya tidak populer,tidak prestiis, (apalagi dimata calon mertua ...) bukan menumpuk emas di serambi rumah..., dan yang terpenting kemungkinan besar untuk menjadi KITA yang sebenarnya lebih terbuka ketimbang menjadi sekedar pekerja yang bekerja pada orang lain)
Dan yang pasti jelas taun depan saya harus LULUS, lulus dalam artian sebenarnya (hehehehe ), biar bisa menjadi seper sepuluh dari Soekarno Hatta ataupun Hadratussyaikh.
(semua tulisan adalah pendapat pribadi bukan atas nama golongan atau organisasi, profesional nih...!!!, kayanya profesionalitas lg jd momok buat dosen sama mahasiswa... heheheh, oia maaf kalau ada kesalahan kalau tiga paragraf pertama tidak mrnggunakan bahasa asing sebagaimana forum-forum yang ada di JTL UII yang saya banggakan... heheheh pie toh nggunn.., ra usah ngancani aku toh...! wkakakakakakaakakak aka)
0 komentar:
Posting Komentar