Sebongkah mimpi memang harus dikejar
Sebongkah mimpi memang merupakan sebuah motivasi untuk maju
Namun sebongkah mimpi yang belum terwujud bukanlah menjadi satu halangan.
Kejar dan raih mimpi
Sabtu, 30 April 2011
MIMPI
Diposting oleh Kisah Tak Berujung di 00.37 0 komentar
Rabu, 16 Februari 2011
Karomah Tuan Syekh Abdul Qodir Al Jailani Qoddasallahu Sirrohul Aziz II
Di jaman Tuan Syekh, ada seorang yang berasal dari negeri Mesir meragukan pangkat kewalian beliau.
Tapi karena penasaran, orang itu pergi menemui Tuan Syekh di Madrasah tempat beliau mengajar. Ketika sampai di suatu gang orang itu berpapasan dengan Tuan Syekh, karena belum pernah ketemu dengan beliau dan tidak mengetahui bagaimana rupa Tuan Syekh, orang itu pun menanyakan kepada beliau, dimana rumah Abdul Qodir (karena saking tidak percayanya dengan pangkat kewalian Tuan Syekh orang itu hanya menyebut nama beliau tanpa gelar apapun). Tuan Syekh menjawab bahwa ia sendiri yang dia cari.Karena kebetulan saat itu hari Jum'at, Tuan Syekh pun mengajak orang itu untuk shalat Jum'at dan kebetulan pula yang menjadi khotib Tuan Syekh itu sendiri. Masuklah orang itu ke mesjid. Bertepatan dengan saat Tuan Syekh naik ke mimbar untuk memulai khotbah, orang Mesir tersebut ingin buang air yang sangat tidak tertahankan. Saking tidak tertahankannya sampai-sampai orang itu berikrar bahwa jika Tuan Syekh Abdul Qodir adalah benar seorang wali maka tentu beliau dapat menyembuhkan mulas perut yang ia derita, karena mulas perutnya sudah sangat tidak tertahankan kalau tidak ada pertolongan maka orang Mesir tersebut bisa-bisa buang air besar di dalam mesjid (ia duduk di shaf paling depan, sehingga kesulitan untuk keluar dari shaf untuk buang air besar di luar).
Dengan ijin Allah SWT, Tuan Syekh dapat melihat kesulitan dari orang Mesir tersebut, ia pun ditolong oleh beliau. Setelah berikrar dalam hati sebagaimana tersebut diatas, orang itupun tertidur, di dalam mimpinya ia berada di WC yang nyaman dan ia-pun leluasa membuang hajat bahkan ia sempat mandi di WC tersebut. Begitu selesai mandi, ia pun terbangun. ia pun kaget ketika ia memegang rambutnya yang masih ada tersisa air tanda ia baru saja mandi. Ia pun takjub dengan keanehan yang baru saja dialami, karena tidak mungkin ia keluar dan buang air di WC apalagi sampai sempat mandi. Ia pun menunggu selesai shalat Jum'at, kemudian ia menemui Tuan Syekh untuk menceritakan kejadian aneh dan luar biasa yang baru saja dialaminya. Tuan Syekh pun lalu mengajak orang itu ke rumahnya. Sesampainya di rumah Tuan Syekh ia pun menanyakan dimana lokasi WC tempat ia membuang hajat dan mandi tersebut (ia menanyakan hal tersebut karena ketika ia mandi dan menggantungkan pakaiannya, ia juga menggantungkan kunci rumah dan tokonya tertinggal di WC tersebut). Tuan Syekh dengan tenang menjawab bahwa silakan ia ke bagian belakang rumahnya. Benar saja ketika orang tersebut ke belakang rumah Tuan Syekh ia pun menemukan WC yang sama dengan yang ada di mimpinya tadi, ia pun masuk ke dalamnya untuk mengambil kunci-kunci miliknya yang tertinggal. Kemudian ia kembali menemui Tuan Syekh dan dengan penuh takjub ia pun mengajak Tuan Syekh untuk ke WC dimaksud, tapi anehnya WC tersebut menghilang tanpa bekas. Orang itu-pun makin yakin dengan kewalian Tuan Syekh Abdul Qodir Al Jailani. Setelah kejadian tersebut ia pun kembali ke Mesir dan ia pula yang paling getol menyiarkan bahwa Tuan Syekh adalah seorang wali.
Diposting oleh Kisah Tak Berujung di 19.42 2 komentar
Selasa, 15 Februari 2011
Karomah Tuan Syekh Abdul Qodir Jailani
Berikut ini merupakan salah satu karomah yang pernah saya dengar dari Guru :
Orang yang tercatat atau diakui sebagai murid Tuan Syekh Abdul Qodir Jailani (selanjutnya disebut Tuan Syekh) adalah "di bawah tanggungan" Tuan Syekh. Kalau sudah "di bawah tanggungan" Tuan Syekh adalah jaminan keselamatan dunia dan akhirat.
Tersebutlah di suatu jaman setelah wafatnya Tuan Syekh, ada seorang yang beragama majusi (penyembah api) tetapi anehnya setiap Peringatan Haul (hari kematian) Tuan Syekh, ia selalu ikut berpartisipasi dengan cara menghias rumahnya serta mengundang warga sekitar rumahnya untuk di jamu, singkatnya ia cinta dan hormat kepada Tuan Syekh.
Tidak berapa lama orang majusi tersebut meninggal. Sebagaimana biasanya orang majusi, jika meninggal jasadnya di bakar. Terjadi keanehan ketika jasad orang tersebut dibakar ternyata tidak hangus dimakan api tapi tetap utuh. Orang-orang yang mengadakan upacara pembakaran mayat-pun menjadi bingung mau diapakan mayatnya. Setelah berembug akhirnya disepakati mayatnya dibuang saja ke sungai. Mereka-pun pulang ke rumah masing-masing sambil tetap membawa kebingungan tentang keanehan yang terjadi terhadap diri orang tersebut.
Pada malam setelah kejadian tersebut, ada seorang ulama yang bermimpi didatangi oleh Tuan Syekh, beliau berkata bahwa ada seorang muridnya yang dibuang ke sungai, Beliau minta kepada ulama tersebut untuk mencari dan menguburkannya secara layak. Ulama tersebut kaget, seingat dia, jasad yang dibuang ke sungai tadi siang adalah orang yang beragama majusi tetapi kenapa Tuan Syekh mengakuinya sebagai murid. Tuan Syekh menjelaskan kepada ulama tersebut bahwa kenapa orang majusi itu dicatat sebagai muridnya adalah dikarenakan semasa hidupnya orang itu cinta terhadap Tuan Syekh, hal itu dibuktikan dengan setiap Perayaan Haul, orang tersebut ikut merayakannya, selain itu ketika menjelang sakaratul mautnya ia menyebut-nyebut nama Tuan Syekh, maka tercatatlah ia sebagai murid Tuan Syekh Abdul Qodir.
Keesokan harinya, ulama tersebut melaksanakan perintah Tuan Syekh untuk mencari jasad orang majusi tersebut, lalu kemudian dikuburkan secara layak.
Demikian kisah pecinta Tuan Syekh, walaupun ia beragama majusi, tetapi karena percaya dan cintanya yang tulus kepada Tuan Syekh orang tersebut diaku murid oleh Beliau. Sedangkan Allah SWT telah memberikan buku catatan yang panjangnya sejauh mata memandang kepada Tuan Syekh untuk mencatat orang-orang yang menjadi murid beliau untuk dapat diselamatkan oleh Tuan Syekh di dunia dan akhirat kelak.
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah diatas adalah orang majusi saja diaku menjadi murid Beliau, apa lagi kita, orang muslim yang di dalam dada tersimpan Lafadz La Ilaaha Illallah. Maka Cintailah Nabi Muhammad SAW dan Al Muhyiddin Tuan Syekh Abdul Qodir Al Jailani Qoddasallahu Sirrohul Aziz Al Ghautsul A'adzom.
Diposting oleh Kisah Tak Berujung di 19.33 0 komentar